Saat lelah berlari setelah lelah membangun tembok benteng sendiri kini berganti diam menatap sekaligus menggenggam sangat erat tapi tangan mulai kram
Beribu tanya menyeruak dari mulut dan kerongkongan yang kini sulit menemukan cairannya sampai merah iritasi dan beriringan bunyi menghilang ditelan diam
Diam mengais dosa
Diam mencari cinta
Kelu bergelung lidah menagih janji
Tenggelam dalam alunan suara hati mencari kilatan cahaya
mencariMu
Mengerangkan namaMu dalam hampa
Melayang bagai kapas dalam napas tersengal
lelah lelah lelah dan lelah
Dan Cahaya itu semburat jingga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar