Minggu, 24 Agustus 2014

Belajar Menerima Kekalahan

Sekedar Cerita, ternyata menerima kekalahan itu sangat sulit untuk anak kecil. Perlu belajar dan praktek u bisa menerima kekalahan. Jika sedari kecil kita tdk mengajarkan bagaimana cara menerima kekalahan, saat anak2 dewasa nanti akan lbh sulit bagi kita menerima kemenangan orang lain sebagai hal yg nyata kita hadapi meskipun terkadang rasanya kita jauh lebih baik dr sang pemenang. Jd itu kesimpulan saya dr bermain LUDO semalam dgn Czar anak bontotku. Sepertinya harus lbh sering dilatih lagi...

Ceritanya begini....

Diawal permainan saya bisa mengeluarkan pion dr titik start lbh cepat dr Czar krn dadunya berturut2 mendapat 6... Lalu dia bertanya bagaimana bisa 6 terus? Apa tekniknya? Saya bilang ya lempar saja, kalau beruntung nanti pasti 6. Dan hal itu membuat dia mengamati lalu bereksperimen bagaimana spy dadunya menunjuk angka 6 sampai dia tidak melempar dadu tapi meletakkan dengan perlahan dimana angka 6 di atas. 

Saya bilang, Czar, itu tdk boleh ya... Czar harus belajar jujur dan melemparkan dadunya. Agak alot diskusi ini sampai akhirnya dia maw lempar. Yg pada akhirnya angka 6 muncul tanpa dia rekayasa.... Maka percayalah dia bahwa tidak curangpun bisa mendapat 6. 

Sementara itu selama permainan saya sengaja mengatur ritme saya sendiri supaya tidak menang mudah, karena saya tau itu akan membuat Czar sangat kesal dan menangis. Sampai pada saat saya punya kesempatan untuk mengembalikan pionnya ke start ulang tp tidak saya lakukan dan dia menyadarinya. Lalu dia bertanya, kenapa bukan yg ini yang ibu jalankan? Saya jawab saja, kalau ibu jalankan kamu nanti kembali ke start, nangis gak? Dia jawab iya nanti nangis. Oke klo begitu ibu jalan yg lain dulu aja, kamu harus menyelamatkan pionmu dl. 

Setelah beberapa kali saya buat dia ketar ketir dengan pionnya sampailah pada tahap aman dan sudah sulit merekayasa. Semua pion sama sama sdh 2 yg di home, 2 lagi menunggu antrian... Maka dadulah yg bisa bicara. Daaaannnnn saya menang....!!!!


Saya tetap mengekspresikan kegembiraan menang dengan cukup berkata YeS!!! Ini biar dia belajar juga berekspresi senang yg tdk berlebihan diatas kesedihan yg kalah. 


Czar hanya diam saja, lalu saya bilang... Czar mau nangis karena kalah? Lalu dia bilang... Aku gak nangis kok, cuma deg deg an didada kalau kalah. 

Saya bilang owh gpp nak klo deg deg an, ibu juga deg deg an kalau kalah... Kita sama ya, nangis dikit boleh asal tidak boleh marah marah. Nanti kita main lagi, siapa tau kamu yang menang. 


Lalu dia menitikan air mata dalam pelukan saya. 

Lalu yuk kita bereskan besok kita main lagi.... Dia menolak krn ternyata dia marah karena kalah:( dan saya bilang kita bagi tugas ya, Czar yg lipat papan, saya yg bereskan pion. Alhamdulillah dia mau melakukannya meskipun cemberut...


Ini masih jd PR buat saya, mengajari anak menerima kekalahan itu sulit, tp harus dilakukan. Jangan sampai ketika dewasa menjadi orang yg berjiwa kerdil...

Sudah ada contohnya kan?


Salam sayang buat semua ayah bunda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar