Selasa, 18 Februari 2014

How important we are?

Sepintas langsung muncul pertanyaan ini saat ngobrol dengan seorang sahabat via BBM.
Seberapa pentingkah kita? Jika kita harus mengurus anak anak kita..
Hard for me to understand...atau ini memang bukan untuk dipikirkan.
Bahkan saat kita merasa sangat benci melihat anak2 kita karena kebencian pada ayahnya. Bukan lagi musimnya seorang ibu menganggap sepele anaknya. 😭

Apakah memang pantas seorang ibu bisa berucap, "ah sekolah aya aya wae bikin acara, memangnya semua orangtua harus terlibat gitu? Kan sdh ada ortu yg mau repot2. Gak penting banget sih. Ntar aku suruh bolos saja biar gak repot"

Klo misalnya boleh marah, sudah aku kata-katain itu ibu yg notabene teman saya sendiri yg saya tau cerita dibalik sikap dinginnya. Tp meskipun tidak boleh  ngata ngatain, tyt saya bisa berkata..."tidakkah dikau memikirkan anakmu, betapa senengnya dia berjualan ditemani ibunya di sekolah, mumpung anak anak masih kecil dan mau kita temani. Coba bayangkan saat mereka besar dan tidak mau lagi ibunya berada dekat dekat dia"

Tapi memang itu bukan urusan saya sepenuhnya, mau bersikap spt apa dia pada anaknya. 

Tapi tetap saja terlintas pertanyaan...
"Seberapa pentingnya kita?"

Ini juga yg membuka mata dan menjawab pertanyaan saya, mengapa sulit sekali mengajak ortu terlibat dlm kegiatan sekolah. Jangan jangan pikiran bahwa sekolah aya aya wae bikin repot bukan hanya pemikiran sahabat saya ini?

Dan percakapan BBM itupun saya tutup dengan 2 kalimat u sahabat saya, 
"Kalau memang sdh merasa cukup anak kita diurus orang lain sementara kita punya waktu itu pilihanmu"
"Mungkin acaranya emang gak penting, tp kenapa kamu tidak membuat anakmu merasa penting?"

Bogor, 18 Pebruari 2014
16:50


Minggu, 09 Februari 2014

Lelakipun sulit dimengerti

Hari ini saya baru mendapat tautan bahwa wanita sangat sulit dimengerti. Apa yang diucapkan katanya tidak sama dengan yang diinginkan... Maka para lelaki harus punya kelebihan membaca pikiran wanita untuk bisa mengerti...
Tapi ini saya tidak mentah mentah setuju...emangnya lalap? Kok mentah mentah 😜
Ada alasannnya lho...
Ternyata lelakipun juga sulit dimengerti, ini contohnya... Terjadi pada suami saya sendiri. Dalam semalam dia berbicara sesuatu yang sangat sulit kumengerti apa hubungannya satu topik dengan topik lainnya.

Pertama,
Dalam perjalanan mencari makan malam kami melewati jalanan berlubang yang luar biasa, sekitar 1 km panjangnya. Dia yg pendiam lalu berkomentar... 
"Ini jalanan parah banget! Kasian orang2 yang memakai mobil sedan, sokbekernya bakal cepet aus." 😅 Faktanya kami sedang naik sedan hahahaha😱
Lalu dia sambung lagi...
"Bisa gawat kalau sebulan ini tetep hujan tiap hari"
Saya pun menimpali...
"Malah enak yah, yg tadinya njeglong -njeglong (ini kosakata khusus) jadi rata karena aspalnya amblas semua"
Tetapi dia menimpali lagi...
"Harga ayam bakal parah"
😅😱😅
Lha apa hubungannya kondisi jalan ama harga ayam cobaaa??? Sayapun gigit sendal *lebay

Kedua:
Saat menjelang tengah malam dia membangunkan saya (dimalam yg sama dengan kejadian pertama)... Saya ke GR an kirain mau diapain... Ternyata dia bilang "mau nonton kekalahan MU gak? Masak musuh Fullham kalah?" Heeeeeeeee??????😨
Baiklah mari kita nonton
Sambil nonton dia asik utak atik ipad. Lalu berkata..."pertandingan makin seru aja" 
Karena asik melototin TV, jadi saya jawab, "ho oh... Seru banget, bola ngalir deres gitu masak gak jadi gol?"
Trus dia jawab,"besok aku ke solo ya, tiket sdh dapat barusan, turun jogya" 

"Lha ayah mau ngapain ke Solo? Sama siapa?" Seru saya kaget dan dongkol krn mendadak diberitau.

Enak banget dia jawab,"mau nonton bola PSSI u19"

Gubraaakkkkkk!!!!!!!!
Kiraiiiin yg dibahas MU VS FULLHAM... Tp tyt TIMNAS U19

Cukup sampai disini gak nyambungnya sodara sodara. lama saya bisa ikutan gak jelas

Happy flight ya yah...enjoy the game
****tiket pertandingan blm ditangan padahal*****




Sabtu, 08 Februari 2014

Bolehkah aku menangis?

Kala dada ini sesak karena kesal tiada tara
Kala napas ini tersengal entah karena apa
Ingin rasanya menumpahkan air mata
Tapi
Bolehkah aku menangis?
Sepertinya
Tangis ini hanya akan menyisakan sesak
Tangis ini hanya akan nengalirkan air mata bukan duka atau nestapa
Haru biru itu tetap akan mengambil tempatnya 
Tapi 
Bolehkah aku menangis?
Sepertinya
Aku memang harus menangis
Kan kubiarkan sesak itu tertinggal
Kan kubiarkan air mata ini menyusut
Kan kusisihkan satu tempat untuk haru biru menjejakkan kakinya
Tapi
Bolehkah aku menangis?
Sepertinya iya...
Karena aku hanya manusia

*saatcengengmelanda

Rabu, 05 Februari 2014

Malu Part 2

Menyambung posting sebelumnya tentang anak anak...(kayak Cerbung di majalah Anita Cemerlang jaman dl) ☺️

Ini cerita Czar (panggil:C)
Setelah sholat magrib berjamaah, saya masuk kamar, sementara C lari ke bawah  seperti biasanya dia harus ambil buku penghubungnya. Tidak lama kemudiAn dia datang sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya....( surprise  ceritanya)
"Apa itu C? Kok disembunyikan?" Saya pasang wajah sangat penasaran.
Dia mengangsurkan selembar kertas yg ada tulisannya... "Ini buat ibu"
"WOW!!!! Serius ini untuk ibu? Siapa yang tulis???" Kali ini saya terkejut beneran
Karena biasanya kakaknya yg  suka nulis surat kecil u saya, sekarang si C yg baru TK B


Itu suratnya.... Buat yg rabun biarkan saya membacakannya:
"Untuk Ibu Aku"
"TERIMAKASIH IBU, HARI INI AKU DIBUATKAN MAKANAN ENAK"

Saya sungguh terharu membacanya... Tapi kemudian saya mengernyitkan dahi dan merasa malu.. Ya Malu!!! Serasa ditimpuk pake sekarung tepung lagi...
Bagaimana tidak malu sodara sodara... Hari itu saya sama sekali gak masak apapun untuk anak anakku. Neneknyalah yang memasak bekal mereka ☺️😳😢

Tenang-tenang.... Saya meluruskan kok ke C. Bahwa hari ini saya tidak memasak dan menyiapkan makanan untuknya.Tapi yang membuat saya bangga... C bilang begini, " maksudku bukan tadi aja, tp kemarin kemarin waktu ibu bikin sesuatu" 
Ahhhh anakku sudah pandai membesarkan hati orangtuanya 😱😊😍

Jadi...maafkan ibu nak krn blm bisa memenuhi dan menyiapkan banyak hal untuk kalian, dan bahkan kalian sdh sanggup bilang terimakasih sebelum ibu melakukan apa apa.

Semoga Allah selalu membimbing kalian untuk selalu humble, bersyukur dan tak lupa berterimakasih bahkan untuk hal hal kecil sekalipun.

Selasa, 04 Februari 2014

Malu aku

Beberapa hari ini saya dikejutkan dengan komentar anak anak. Tepatnya komentar Bintang (baca:B) dan Czar (baca:C)

Kita mulai cerita dan komentar B dulu ya... Ini jelas membuat saya serasa ditampar pakai sekarung tepung, selain sakit juga malu rasanya.
Setiap sabtu B ada PR dari sklhnya. PR Sabtu itu adalah mengarang dengan tema Family.
Maka sampailah pada kalimat: my father is a chicken farmer. My Mother is...(dia diam mikir) --> ceritanya pakai bahasa inggris PRnya. Dan sebagai ibu yg baik (rasanya) saya melihat dia kesulitan, dengan bahasa inggris pas pasan saya mencoba membantu.
"Your father's job is a farmer. And your mother's job is.... (Pasang muka bertanya yg paling manis)
Tiba tiba.....: your job is ANGRY!!!

Jegeeeeerrrrr!!!!!!!!👹💥💥💥💥💥

"Bukan itu maksud ibu B....." (Suara agak meninggi)
"Tuh kan Angry?!?!?!"

Jegeeeerrrrrrrrr ke 2 💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

Mualu sumpah!!! 
Masya Allah ini kayak saya disodorin kaca. Ternyata selama ini saya sebagai ibu telah menempelkan Branding sebagai Ibu yg Pemarah 😭😭😭😭😭😭
Harus banyak yg saya perbaiki.
Saat itu juga saya minta maaf ke anak anak jika selama ini saya sering marah marah. Sesungguhnya saya sayang mereka semua. Jikalau saya marah, itu karena saya sayang mereka. Mereka adalah mutiara mutiara yg saya harus jaga. Mereka adalah pisau pisau yg harus terasah.
Tapi saya salah.... 
"Maafkan ibu ya nak. 
Insya Allah ibu akan berubah, ibu selalu berdoa spy Allah membimbing ibu spy bisa mendidik kalian dengan baik " 😍😍😍😍😍😍

Untuk ibu2 yg baca ini: pesan moralnya... Jgn pernah mau ditampar sekarung tepung!!!

Cerita tentang C pada tulisan berikutnya ya